Friday 20 October 2017

Kadinkes Mimika pastikan kematian warga Jita-Agimuga bukan karena minim pelayanan


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Philipus Kehek. (Foto: Antara Papua/Jeremias Rahadat)

Timika - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Mimika, Philipus Kehek, membantah laporan belum lama ini, terkait adanya kematian warga secara beruntun di Distrik Jita dan Agimuga, akibat tidak adanya pelayanan kesehatan di wilayah itu.
"Tidak benar seperti itu. Kami sudah cek. Memang ada warga yang meninggal di sana, tapi itu terjadi dalam beberapa bulan. Tapi masyarakat mengkompilasikannya, seolah-olah terjadi dalam satu bulan dan dianggap kejadian luar biasa (KLB)," kata Kehek di Timika, Papua, Jumat (20/10/2017).
Kehek menerangkan memang benar ada warga di Agimuga yang meninggal pada Juli lalu, karena keluhan sesak napas.
Sementara di Kampung Blumen, Distrik Jita, terdapat empat balita yang meninggal karena terserang diare pada September.
"Untuk kasus diare di Jita itu, petugas Satgas Mimika Sehat langsung menanganinya," jelas Kehek.
Ia membantah laporan dari warga bahwa para petugas Puskesmas di Jita dan Agimuga jarang berada di tempat tugas mereka sehingga warga yang terserang penyakit kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan.
Temuan berbeda
Namun bantahan Kadinkes Mimika Philipus Kehek tersebut berbeda dengan temuan Tim Investigasi yang dibentuk Dinkes Mimika sendiri.
Berdasarkan laporan hasil investigasi Dinkes Mimika baru-baru ini disebutkan bahwa pada 1 Oktober 2017, terdapat seorang balita di Jita atas nama Jufita Mataya meninggal dunia karena sakit batuk disertai sesak napas. 
Saat itu, Puskesmas Jita dalam kondisi kosong tanpa petugas medis.
Lantaran itu, petugas kesehatan dari Satgas Pos Batalyon Infanteri 754 Eme Neme Kangasi di Kampung Pece memberikan pengobatan dan menganjurkan orang tuanya membawa Jufita dirujuk ke Timika. 
Namun belum sempat dibawa ke Timika, korban sudah meninggal dunia.
Tim Investigasi Dinkes Mimika dalam laporannya juga menemukan kasus kematian warga karena sakit pada 28 September, 11 Agustus dan dua orang pada Juli 2017.
"Yang dilaporkan meninggal di Jita memang saat tidak ada petugas Puskesmas di sana," kata Kabid Yankes Dinkes Mimika Marcelino Mameyau.
Hasil wawancara Tim Investigasi Dinkes Mimika dengan Badan Musyawarah Kampung Pece, Distrik Jita menguak kenyataan bahwa banyak warga setempat terserang penyakit diare.
Menindaklanjuti laporan Tim Investigasi tersebut, Dinkes Mimika kembali menurunkan Tim Monitoring dan Evaluasi Program Puskesmas ke Distrik Jita pada Jumat (13/10).
"Hanya empat petugas di Puskesmas Jita, semua bidannya. Kepala Puskesmasnya lagi di Timika. Kami sudah panggil dan arahkan agar segera kembali ke tempat tugas," kata Marcelino.
Menurut dia, tak ada alasan tenaga kesehatan meninggalkan Puskesmas sebab setiap Puskesmas di wilayah pesisir Mimika telah dibekali alat transportasi laut berupa perahu fiber dua unit dilengkapi mesin berbobot 40PK dua unit.
"Apa yang kurang, dana semua sudah di sana," tuturnya.
Sumber :Tabloid Jubi