Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Philipus Kehek. (Foto: Antara Papua/Jeremias Rahadat)
Timika
- Kepala
Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Mimika, Philipus Kehek, membantah laporan
belum lama ini, terkait adanya kematian warga secara beruntun di Distrik Jita
dan Agimuga, akibat tidak adanya pelayanan kesehatan di wilayah itu.
"Tidak
benar seperti itu. Kami sudah cek. Memang ada warga yang meninggal di sana,
tapi itu terjadi dalam beberapa bulan. Tapi masyarakat mengkompilasikannya,
seolah-olah terjadi dalam satu bulan dan dianggap kejadian luar biasa
(KLB)," kata Kehek di Timika, Papua, Jumat (20/10/2017).
Kehek
menerangkan memang benar ada warga di Agimuga yang meninggal pada Juli lalu,
karena keluhan sesak napas.
Sementara
di Kampung Blumen, Distrik Jita, terdapat empat balita yang meninggal karena
terserang diare pada September.
"Untuk
kasus diare di Jita itu, petugas Satgas Mimika Sehat langsung
menanganinya," jelas Kehek.
Ia
membantah laporan dari warga bahwa para petugas Puskesmas di Jita dan Agimuga
jarang berada di tempat tugas mereka sehingga warga yang terserang penyakit
kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan.
Temuan
berbeda
Namun
bantahan Kadinkes Mimika Philipus Kehek tersebut berbeda dengan temuan Tim
Investigasi yang dibentuk Dinkes Mimika sendiri.
Berdasarkan
laporan hasil investigasi Dinkes Mimika baru-baru ini disebutkan bahwa pada 1
Oktober 2017, terdapat seorang balita di Jita atas nama Jufita Mataya
meninggal dunia karena sakit batuk disertai sesak napas.
Saat
itu, Puskesmas Jita dalam kondisi kosong tanpa petugas medis.
Lantaran
itu, petugas kesehatan dari Satgas Pos Batalyon Infanteri 754 Eme Neme Kangasi
di Kampung Pece memberikan pengobatan dan menganjurkan orang tuanya membawa
Jufita dirujuk ke Timika.
Namun
belum sempat dibawa ke Timika, korban sudah meninggal dunia.
Tim
Investigasi Dinkes Mimika dalam laporannya juga menemukan kasus kematian warga
karena sakit pada 28 September, 11 Agustus dan dua orang pada Juli 2017.
"Yang
dilaporkan meninggal di Jita memang saat tidak ada petugas Puskesmas di
sana," kata Kabid Yankes Dinkes Mimika Marcelino Mameyau.
Hasil
wawancara Tim Investigasi Dinkes Mimika dengan Badan Musyawarah Kampung Pece,
Distrik Jita menguak kenyataan bahwa banyak warga setempat terserang penyakit
diare.
Menindaklanjuti
laporan Tim Investigasi tersebut, Dinkes Mimika kembali menurunkan Tim
Monitoring dan Evaluasi Program Puskesmas ke Distrik Jita pada Jumat (13/10).
"Hanya
empat petugas di Puskesmas Jita, semua bidannya. Kepala Puskesmasnya lagi di
Timika. Kami sudah panggil dan arahkan agar segera kembali ke tempat
tugas," kata Marcelino.
Menurut
dia, tak ada alasan tenaga kesehatan meninggalkan Puskesmas sebab setiap
Puskesmas di wilayah pesisir Mimika telah dibekali alat transportasi laut
berupa perahu fiber dua unit dilengkapi mesin berbobot 40PK dua unit.
"Apa
yang kurang, dana semua sudah di sana," tuturnya.
Sumber
:Tabloid Jubi