Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Philipus Kehek. (Foto: Antara Papua/Jeremias Rahadat)
Timika
- Dinas
Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua menyatakan akan menindak para
Kepala Puskesmas (Kapus) yang tidak pernah aktif alias mangkir bertugas.
Hal
tersebut disampaikan Kepala Dinkes Mimika Philipus Kehek di Timika, Jumat,
(20/10/2017). Ia mengatakan ada sejumlah kepala puskesmas yang tidak pernah
aktif di tempat tugas mereka. Salah satunya yaitu Kepala Puskesmas Amar di
Distrik Amar, Mimika Barat.
"Saya
baru pulang dari Amar beberapa hari lalu. Kepala Puskesmasnya tidak pernah ada
di tempat tugas sejak Januari sampai sekarang," kata Kehek.
Menanggapi
kondisi itu, Dinkes Mimika berencana melaporkan hal itu ke Bupati Mimika
Eltinus Omaleng. Pasalnya, pengangkatan pejabat Kepala Puskesmas melalui Surat
Keputusan Bupati Mimika.
"Kami
akan lapor ke bupati untuk segera diganti sebab yang mengangkat mereka ialah
Bupati Mimika," kata Kehek.
Ia
meminta semua Kepala Puskesmas betah berada di tempat tugas mereka untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah masing-masing.
Lebih
dari itu, katanya, Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendeteksi berbagai penyakit yang diderita
oleh warga, apalagi jika penyakit tersebut berpotensi mewabah dan kemudian
menjadi kejadian luar biasa/KLB.
Situasi
serupa ditemukan oleh Tim Investigasi Dinkes Mimika di Puskesmas Jita.
Akibat
kekosongan petugas medis di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Asmat itu, terjadi beberapa kasus kematian warga selama periode Juli hingga
awal Oktober.
"Hanya
empat petugas di Puskesmas Jita, semua bidannya. Kepala Puskesmasnya lagi
berkeliaran di Timika. Kami sudah panggil dan arahkan agar segera kembali ke
tempat tugas," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Mimika
Marcelino Mameyau.
Berdasarkan
laporan hasil investigasi Dinkes Mimika baru-baru ini, disebutkan bahwa pada 1
Oktober 2017 terdapat seorang balita di Jita atas nama Jufita Mataya meninggal
dunia karena sakit batuk disertai sesak napas.
Saat
itu, Puskesmas Jita dalam kondisi kosong tanpa petugas medis.
Lantaran
itu, petugas kesehatan dari Satgas Pos Batalyon Infanteri 754 Eme Neme Kangasi
di Kampung Pece memberikan pengobatan dan menganjurkan orangtuanya membawa
Jufita dirujuk ke Timika.
Namun
belum sempat dibawa ke Timika, korban sudah meninggal dunia.
Tim
Investigasi Dinkes Mimika dalam laporannya juga menemukan kasus kematian warga
karena sakit pada 28 September, 11 Agustus dan dua orang pada Juli 2017.
"Yang
dilaporkan meninggal di Jita memang saat tidak ada petugas Puskesmas di
sana," kata Marcelino.
Hasil
wawancara Tim Investigasi Dinkes Mimika dengan Badan Musyawarah Kampung Pece,
Distrik Jita menguak kenyataan bahwa banyak warga setempat terserang penyakit
diare.
Menurut
dia, tak ada alasan tenaga kesehatan meninggalkan Puskesmas sebab setiap Puskesmas
di wilayah pesisir Mimika telah dibekali alat transportasi laut berupa perahu
fiber dua unit dilengkapi mesin berbobot 40PK dua unit.
Sumber
:Tabloid Jubi