Sosialisasi dan pemeriksaan kanker serviks yang dilakukan di halaman Kantor BKKBN Papua beberapa waktu lalu – Jubi/Roy Ratumakin.
Jayapura –
Staf Bidang Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Papua dr. Yulien mengatakan,
pada 2016 sudah terdeteksi 11 pasien leri pra kanker serviks atau kanker mulut
rahim di Jayapura.
“Leri
adalah perubahan warna pada daerah cervils setelah dioles asam asenat atau
campuran asam cuka, leri merupakan pra kanker serviks,” katanya kepada Jubi di
Jayapura, Selasa (18/7/2017).
Ia
menjelaskan, pra kanker serviks baru gejala atau menjurus ke arah kanker
serviks. Pada tahapan ini bisa diobati segera.
“Namun
itu kembali kepada pasiennya, apakah rutin melakukan pengobatan dan perawatan
atau tidak,” kata dr. Yulien.
Ia
menambahkan, untuk pemeriksaan sendiri pasien bisa dilakukan di semua puskesmas
di Kota Jayapura. Namun yang sering melaporkan perkembangan kasus
tersebut hanya puskesmas Abepura dan Waena. Belakangan juga puskesmas Kotaraja.
Sedangkan
tahun ini, menurut dr. Yulien, dari Januari hingga Maret belum ada laporan dari
puskesmas. Karena itu ia mengimbau agar masyarakat, khususnya wanita yang telah
berumah-tangga agar dapat melakukan pemeriksaan atau deteksi dini.
“Kanker
serviks salah satu penyakit peringkat teratas di dunia yang dapat menyebabkan
kematian pada wanita, ini tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim yang
biasanya menjangkiti wanita usia 35-55 tahun,” ujarnya.
Sebelumnya,
dr. Nirwan, spesialis Patologi Anatomi (spesialisasi kedokteran yang
mendiagnosis kanker) mengatakan, untuk pemeriksaan kanker serviks menggunakan
metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan Pap Smear.
“Tes
IVA selain mudah dan murah, juga memiliki keakuratan sangat tinggi dalam
mendeteksi lesi pra-kanker, IVA juga tidak harus dilakukan oleh dokter, tetapi
bisa dilakukan oleh tenaga terlatih seperti bidan di Puskesmas,” katanya.
Selain
dengan metode IVA, kanker serviks juga dapat dideteksi melalui pemeriksaan Pap
Smear.
Sumber
:Tabloid Jubi