17:28 WIB Kamis, 01 Februari 2018
Prajurit TNI berbincang dengan warga saat menunggu antrean berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1/2018). (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa)
Prajurit TNI berbincang dengan warga saat menunggu antrean berobat di puskesmas Ayam di kampung Bayiwpinam, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (26/1/2018). (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa)
JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi
Tjahjanto, mengatakan, Satuan Tugas Kesehatan (Satgaskes) TNI Kejadian Luar
Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat yang dibentuk sejak 16 Januari 2018
telah dapat melaksanakan tugas dengan optimal dan mencapai hasil yang
diharapkan.
"Setelah
KLB campak dinyatakan benar-benar selesai diatasi, Satgas Kesehatan TNI tetap
melanjutkan pelayanan medis kepada masyarakat di Asmat," kata Panglima TNI
saat mengunjungi RSUD Agats dan Posko Satgas Kesehatan TNI KLB, di Aula Wouru
Cem Kesbangpol, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, hari Kamis (1/2).
Panglima
TNI yang didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna
dan Wakasal Laksdya TNI Taufiqoerrochman, menyebutkan, Satgaskes TNI tersebut
bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan lanjutan kepada masyarakat di
224 kampung yang ada di Kabupaten Asmat, terutama untuk menjaga kesehatan
anak-anak yang rentan terhadap serangan penyakit campak ataupun gizi buruk.
"Saya
bersyukur bahwa KLB campak yang menimpa 600 anak-anak hari ini selesai, sudah
tidak ada lagi permasalahan campak dan sebanyak 13.336 anak sudah divaksinasi
campak oleh Satgas Kesehatan TNI," tuturnya dalam keterangan tertulisnya
di Jakarta.
Terkait
bantuan kemanusiaan, Kapuspen TNI Mayjen TNI M Sabrar Fadhilah menyampaikan
bahwa pada 26 Januari 2018, TNI telah mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa
bahan makanan, minuman, obat-obatan, perlengkapan alat masak dan pakaian dengan
total 838 koli seberat 13.283 kilogram dengan menggunakan pesawat Hercules TNI
AU.
"Pada
27 dan 30 Januari 2018, TNI bersama institusi lainnya mengirimkan bantuan
kemanusiaan berupa obat-obatan, selimut dan bahan makanan tambahan, Imukal
(makanan bentuk sereal) termasuk alat peralatan dapur bagi warga Kabupaten
Asmat, Papua," ungkap Fadhilah.
Dia
mengatakan, sampai saat ini untuk penambahan tenaga medis akan dilihat
berdasarkan situasi di lapangan dan kemampuan yang ada.
"Kita
juga perlu mengatur rotasi bagi tenaga medis supaya mereka tidak lelah,
sehingga tenaga medis tetap ada dan kegiatan penanggulangan berjalan sampai
wabah campak dan gizi buruk Kejadian Luar Biasa (KLB) di Asmat dapat
teratasi," kata dia. (Antara)
Sumber
: SATUHARAPAN.COM