Wednesday 24 January 2018

RSUD Jayapura berjuang hilangkan kesan rumah sakit jorok!


Seorang pasien bersama mahasiswa magang kedokteran di depan toilet di salah satu bagian RSUD Jayapura, Rabu 17 Januari 2018 – Jubi/Roy Ratumakin 

Jayapura - Sebagai fasilitas publik yang berfungsi sebagai sarana kesehatan, sebuah rumah sakit harus terjamin kebersihannya. Sayangnya, menangani kebersihan di rumah sakit bukan perkara mudah. Sebab di sisi lain, rumah sakit adalah satu dari sekian fasilitas publik yang menghasilkan sangat banyak limbah. Setiap hari, aktivitas di rumah sakit menghasilkan limbah medis maupun non medis, salah satunya adalah sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.
Sampah memang menjadi masalah besar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura di Dok II. Toilet atau kamar mandi yang menjadi fasilitas bersama pasien maupun pengunjung meski tak penuh oleh sampah, bisa kita lihat sebagai fasilitas yang tidak terawat atau jorok karena hampir selalu ada sampah dari pasien maupun pengunjung bertumpuk di situ. Sudah banyak pasien maupun keluarga pasien mengeluh soal joroknya rumah sakit utama di Kota Jayapura ini.
“Bagaimana kita mau sembuh cepat kalau rumah sakit dan toiletnya penuh sampah? Itu kan vital untuk pasien,” keluh Filep, warga Kota Jayapura yang pernah menjalani rawat inap di RSUD Jayapura, pekan lalu.
Saat menjalani rawat inap, Filep mengaku sering melihat pasien atau keluarga pasien membuang sampah seperti plastik, sisa makanan, pembalut atau barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi di toilet.
Demikian juga kondisi toilet yang digunakan oleh orang-orang yang berobat rawat jalan. Walaupun tidak sulit menemukan tempat sampah di sekitar rumah sakit, tetap saja ada sampah di toilet itu.  Ini diakui seorang pasien rawat jalan di RSUD Jayapura.
“Kita masuk kamar mandi atau toilet sudah sampah disitu,” ujar Anita, pasien rawat jalan yang berobat di RSUD Jayapura.
Siapa yang salah?

 

Masih ditemukan sampah plasti dalam toilet RSUD Jayapura,  Rabu 17 Januari 2018 - Jubi/Roy Ratumakin   
Pengelolaan limbah medis atau non medis ini diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004. Dalam SK Menteri Kesehatan ini disebutkan bahwa limbah rumah sakit adalah limbah yang dihasilkan dari aktivitas di rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
Sampah yang dihasilkan manusia termasuk limbah padat medis dan non medis yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit. Penanganan limbah ini pun harus melalui proses pemilahan dan pewadahan, dilanjutkan dengan pengumpulan, penyimpanan dan pengangkutan lalu diakhiri dengan pengolahan dan pemusnahan. Limbah yang tidak ditangani dengan baik oleh pihak rumah sakit akan menimbulkan kesan jorok seperti di RSUD Jayapura, sebagaimana banyak dikeluhkan oleh masyarakat Kota Jayapura.
Kesan jorok di RSUD Jayapura menurut pihak rumah sakit cenderung disebabkan oleh perilaku pasien, keluarga pasien dan orang-orang yang berkunjung ke rumah sakit. Sebab sudah berulangkali pihak rumah sakit menyampaikan kepada orang-orang yang datang ke rumah sakit untuk menjaga kebersihan rumah sakit.
“Ini berhubungan dengan perilaku seseorang. Dengan berbagai macam latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, kami baik perawat,   dokter maupun petugas kesehatan lainnya sering mengalami kendala untuk menjelaskan soal pentingnya kebersihan di rumah sakit,” ungkap Martha Kaisiri, seorang perawat di RSUD Jayapura yang mulai bekerja sejak tahun 1989.
Marta menjelaskan, setiap pasien baru yang datang harus diberikan penjelasan tentang kebersihan. Ini membuat ia dan rekan perawat lainnya, termasuk tenaga medis sangat kesulitan karena harus mengulangi penjelasan tentang kebersihan rumah sakit seperti yang dijelaskan pada pasien sebelumnya. Marta merasa waktunya tersita jika harus mengulangi penjelasan yang sama pada setiap pasien.
Agustian, Kepala Pengawas Petugas Kebersihan RSUD Jayapura mengakui bahwa masyarakat memang sering mengeluhkan kebersihan di RSUD Jayapura. Diduga joroknya RSUD Jayapura disebabkan karena kurangnya pengawasan atau ketelitian petugas kebersihan (cleaning service) sehingga masih banyak sampah yang terselip dan tidak dibuang.
Ia membenarkan jika sumber sampah di rumah sakit seringkali datang dari keluarga pasien.
  
“Kami selalu ingatkan untuk membuang sampah pada tempatnya tetapi kami juga tidak memaksa karena mereka adalah raja. Sebab rumah sakit menerima upah dari mereka juga. Sehingga soal kebersihan karyawan kami yang selalu siap untuk membersihkan ruangan mulai dari tempat tidur sampai toilet,” jelas Agustian.
Selama ini, diakuinya, kurangnya komunikasi antara pihak rumah sakit, petugas kebersihan, pasien dan keluarga pasien menjadi salah satu penyebab RSUD Jayapura terkesan jorok.
Keluarga pasien pun seringkali melanggar peraturan rumah sakit yang melarang mereka tidur di ruang rawat inap. Sayangnya, pihak rumah sakit tak bisa tegas menegakan peraturan, terlebih pada pasien rujukan dari daerah lain yang didampingi keluarganya. Padahal keluarga pasien ini cenderung menjadi penyebab menumpuknya sampah di RSUD Jayapura.
“Kalau kami larang, mereka (keluarga pasien rujukan) mau tidur dimana? Banyak yang tidak punya keluarga disini.,” tanya Marta.
Menghapus kesan jorok
  
Taman Sewendi yang berdekatan dengan ruang bersalin RSUD Jayapura, Selasa (23/1/2018) - Jubi/Victor Mambor 
Sejauh ini RSUD Jayapura memang tidak memiliki peraturan baku larangan membuang sampah sembarangan. Jadi tidak ada sanksi yang diberikan pada orang-orang yang membuang sampah sembarangan di lingkungan RSUD Jayapura.  Untuk mengatasi masalah ini, pihak rumah sakit menugaskan satpam atau Satpol PP.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Jayapura Aloysius Giay tak menampik keluhan masyarakat ini. Ia mengakui sudah sering mendengar keluhan masyarakat secara langsung. Namun dirinya tidak serta merta menyalahkan pasien atau keluarga pasien sekalipun diakuinya bahwa ada pasien atau keluarga pasien yang suka membuang sampah sembarangan, bahkan di toilet rumah sakit.
“Kami akui bahwa petugas kebersihannya tidak menjalankan tugasnya dengan baik sehingga masih tampak beberapa kamar mandi dan tempat umum di rumah sakit  terlihat kotor,” aku Aloysius Giay.
Langkah yang diterapkannya sejak menjabat sebagai Plt untuk mengatasi keluhan masyarakat ini adalah mengganti semua petugas kebersihan yang ada di RSUD Jayapura. Praktis sejak 1 Januari 2018, penanganan kebersihan RSUD Dok II diserahkan kepada PT. Tosari Persada Mandiri. Perusahaan outsourcing inilah yang bertanggungjawab atas kebersihan di RSUD Dok II. Agustian adalah karyawan PT. Tosari Persada Mandiri ini.
Baik Aloysius, Agustian maupun Marta berharap kesadaran setiap pengunjung rumah sakit agar tidak membuang sampah sembarang.
“Memang kami punya tugas membersihkan rumah sakit tapi kadang juga keluarga pasien yang tidak mengindahkan. Kalau semua pihak sudah menyadari kebersihan itu merupakan salah satu daya dorong untuk kesehatan, maka saya rasa kedepan rumah sakit ini akan bersih,” ujar Agustian. (*)
Roy Ratumakin berkontribusi dalam artikel ini
Sumbert : Tabloid Jubi