Seorang pasien bersama mahasiswa magang kedokteran di depan toilet di salah satu bagian RSUD Jayapura, Rabu 17 Januari 2018 – Jubi/Roy Ratumakin
Jayapura
- Sebagai fasilitas publik yang berfungsi sebagai sarana kesehatan, sebuah
rumah sakit harus terjamin kebersihannya. Sayangnya, menangani kebersihan di
rumah sakit bukan perkara mudah. Sebab di sisi lain, rumah sakit adalah satu
dari sekian fasilitas publik yang menghasilkan sangat banyak limbah. Setiap
hari, aktivitas di rumah sakit menghasilkan limbah medis maupun non medis,
salah satunya adalah sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.
Sampah
memang menjadi masalah besar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura di Dok
II. Toilet atau kamar mandi yang menjadi fasilitas bersama pasien maupun
pengunjung meski tak penuh oleh sampah, bisa kita lihat sebagai fasilitas yang
tidak terawat atau jorok karena hampir selalu ada sampah dari pasien maupun
pengunjung bertumpuk di situ. Sudah banyak pasien maupun keluarga pasien
mengeluh soal joroknya rumah sakit utama di Kota Jayapura ini.
“Bagaimana
kita mau sembuh cepat kalau rumah sakit dan toiletnya penuh sampah? Itu kan
vital untuk pasien,” keluh Filep, warga Kota Jayapura yang pernah menjalani
rawat inap di RSUD Jayapura, pekan lalu.
Saat
menjalani rawat inap, Filep mengaku sering melihat pasien atau keluarga pasien
membuang sampah seperti plastik, sisa makanan, pembalut atau barang-barang yang
sudah tidak dipakai lagi di toilet.
Demikian
juga kondisi toilet yang digunakan oleh orang-orang yang berobat rawat jalan.
Walaupun tidak sulit menemukan tempat sampah di sekitar rumah sakit, tetap saja
ada sampah di toilet itu. Ini diakui seorang pasien rawat jalan di RSUD
Jayapura.
“Kita
masuk kamar mandi atau toilet sudah sampah disitu,” ujar Anita, pasien rawat
jalan yang berobat di RSUD Jayapura.
Siapa yang salah?
Masih ditemukan sampah plasti dalam toilet RSUD Jayapura, Rabu 17 Januari 2018 - Jubi/Roy Ratumakin
Pengelolaan
limbah medis atau non medis ini diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004. Dalam SK Menteri Kesehatan ini disebutkan bahwa limbah
rumah sakit adalah limbah yang dihasilkan dari aktivitas di rumah sakit dalam
bentuk padat, cair dan gas.
Sampah
yang dihasilkan manusia termasuk limbah padat medis dan non medis yang
dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit. Penanganan limbah ini pun harus
melalui proses pemilahan dan pewadahan, dilanjutkan dengan pengumpulan,
penyimpanan dan pengangkutan lalu diakhiri dengan pengolahan dan pemusnahan.
Limbah yang tidak ditangani dengan baik oleh pihak rumah sakit akan menimbulkan
kesan jorok seperti di RSUD Jayapura, sebagaimana banyak dikeluhkan oleh
masyarakat Kota Jayapura.
Kesan
jorok di RSUD Jayapura menurut pihak rumah sakit cenderung disebabkan oleh
perilaku pasien, keluarga pasien dan orang-orang yang berkunjung ke rumah
sakit. Sebab sudah berulangkali pihak rumah sakit menyampaikan kepada
orang-orang yang datang ke rumah sakit untuk menjaga kebersihan rumah sakit.
“Ini
berhubungan dengan perilaku seseorang. Dengan berbagai macam latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda, kami baik perawat, dokter maupun
petugas kesehatan lainnya sering mengalami kendala untuk menjelaskan soal pentingnya
kebersihan di rumah sakit,” ungkap Martha Kaisiri, seorang perawat di RSUD
Jayapura yang mulai bekerja sejak tahun 1989.
Marta
menjelaskan, setiap pasien baru yang datang harus diberikan penjelasan tentang
kebersihan. Ini membuat ia dan rekan perawat lainnya, termasuk tenaga medis
sangat kesulitan karena harus mengulangi penjelasan tentang kebersihan rumah
sakit seperti yang dijelaskan pada pasien sebelumnya. Marta merasa waktunya
tersita jika harus mengulangi penjelasan yang sama pada setiap pasien.
Agustian,
Kepala Pengawas Petugas Kebersihan RSUD Jayapura mengakui bahwa masyarakat
memang sering mengeluhkan kebersihan di RSUD Jayapura. Diduga joroknya RSUD
Jayapura disebabkan karena kurangnya pengawasan atau ketelitian petugas
kebersihan (cleaning service) sehingga masih banyak sampah yang terselip dan
tidak dibuang.
Ia
membenarkan jika sumber sampah di rumah sakit seringkali datang dari keluarga
pasien.
“Kami
selalu ingatkan untuk membuang sampah pada tempatnya tetapi kami juga tidak
memaksa karena mereka adalah raja. Sebab rumah sakit menerima upah dari mereka
juga. Sehingga soal kebersihan karyawan kami yang selalu siap untuk
membersihkan ruangan mulai dari tempat tidur sampai toilet,” jelas Agustian.
Selama
ini, diakuinya, kurangnya komunikasi antara pihak rumah sakit, petugas
kebersihan, pasien dan keluarga pasien menjadi salah satu penyebab RSUD
Jayapura terkesan jorok.
Keluarga
pasien pun seringkali melanggar peraturan rumah sakit yang melarang mereka
tidur di ruang rawat inap. Sayangnya, pihak rumah sakit tak bisa tegas
menegakan peraturan, terlebih pada pasien rujukan dari daerah lain yang
didampingi keluarganya. Padahal keluarga pasien ini cenderung menjadi penyebab
menumpuknya sampah di RSUD Jayapura.
“Kalau
kami larang, mereka (keluarga pasien rujukan) mau tidur dimana? Banyak yang
tidak punya keluarga disini.,” tanya Marta.
Menghapus kesan
jorok
Taman Sewendi yang berdekatan dengan ruang bersalin RSUD Jayapura, Selasa (23/1/2018) - Jubi/Victor Mambor
Sejauh
ini RSUD Jayapura memang tidak memiliki peraturan baku larangan membuang sampah
sembarangan. Jadi tidak ada sanksi yang diberikan pada orang-orang yang
membuang sampah sembarangan di lingkungan RSUD Jayapura. Untuk mengatasi
masalah ini, pihak rumah sakit menugaskan satpam atau Satpol PP.
Pelaksana
tugas (Plt) Direktur RSUD Jayapura Aloysius Giay tak menampik keluhan
masyarakat ini. Ia mengakui sudah sering mendengar keluhan masyarakat secara
langsung. Namun dirinya tidak serta merta menyalahkan pasien atau keluarga
pasien sekalipun diakuinya bahwa ada pasien atau keluarga pasien yang suka
membuang sampah sembarangan, bahkan di toilet rumah sakit.
“Kami
akui bahwa petugas kebersihannya tidak menjalankan tugasnya dengan baik
sehingga masih tampak beberapa kamar mandi dan tempat umum di rumah sakit
terlihat kotor,” aku Aloysius Giay.
Langkah
yang diterapkannya sejak menjabat sebagai Plt untuk mengatasi keluhan
masyarakat ini adalah mengganti semua petugas kebersihan yang ada di RSUD
Jayapura. Praktis sejak 1 Januari 2018, penanganan kebersihan RSUD Dok II
diserahkan kepada PT. Tosari Persada Mandiri. Perusahaan outsourcing inilah
yang bertanggungjawab atas kebersihan di RSUD Dok II. Agustian adalah karyawan
PT. Tosari Persada Mandiri ini.
Baik
Aloysius, Agustian maupun Marta berharap kesadaran setiap pengunjung rumah
sakit agar tidak membuang sampah sembarang.
“Memang
kami punya tugas membersihkan rumah sakit tapi kadang juga keluarga pasien yang
tidak mengindahkan. Kalau semua pihak sudah menyadari kebersihan itu merupakan
salah satu daya dorong untuk kesehatan, maka saya rasa kedepan rumah sakit ini
akan bersih,” ujar Agustian. (*)
Roy Ratumakin berkontribusi
dalam artikel ini
Sumbert : Tabloid Jubi