Profesi yang dirangkap Jimmy Weyato (baju kuning) adalah seorang penginjil, kader kesehatan, hingga guru perintis di Danowage, Korowai Batu. - Jubi/Agus Pabika
Jayapura
- Sebagian besar masyarakat Korowai
masih belum memahami pentingnya kesehatan, sehingga perlu adanya pendidikan
bagaimana cara hidup sehat.
Hal
tersebut disampaikan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas
Kesehatan, Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum kepada Jubi, akhir pekan ini.
"Masyarakat
sebagian besar hidup sangat sederhana dan belum paham, sehingga selain
memberikan obat kita juga harus mengajarkan pendidikan kepada masyarakat
tentang pentingnya kesehatan," katanya.
Melakukan
pendidikan kesehatan, kata dia, seperti mendeteksi dini terhadap beberapa
penyakit seperti kaki gajah, malaria, filariasis, dan lain-lain, dengan
mengambil contoh darah pasien yang nantinya diajarkan kepada kader-kader
kesehatan.
"Dengan
adanya kunjungan kami di Kampung Sinamburuk bulan lalu, tim bertemu dengan
salah satu mantan kader tim kesehatan, bagian dari program Dinkes Provinsi
Papua 9 tahun lalu yang aktif melayani pasien di sana," katanya.
Ia
menambahkan, program 14 titik terpencil yang pernah dibuat Dinkes Provinsi
Papua pada 2007-2013 akan dihidupkan kembali, agar dengan program
tersebut pelatihan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat asli Korowai
dari setiap pos, bisa dilakukan.
Sementara
itu penginjil, Jimmy Weyato, berharap apa yang menjadi rekomendasi tim
kesehatan Dinkes Provinsi Papua, bersama Kementerian Kesehatan, benar-benar
terwujud.
"Tahun
ini baru pemerintah sudah buka mata tentang kesehatan di Korowai, dan Tuhan pake Puti Hatil untuk mengetuk hati orang
dan pemerintah. Semoga kunjungan seperti ini terus berlanjut ke depan dan itu
harapan kami," kata Jimmy. (*)
Sumbert
: Tabloid Jubi