Sunday, 26 November 2017

Pendidikan kesehatan dinilai harus diajarkan di Korowai


Profesi yang dirangkap Jimmy Weyato (baju kuning) adalah seorang penginjil, kader kesehatan, hingga guru perintis di Danowage, Korowai Batu. - Jubi/Agus Pabika

Jayapura - Sebagian besar masyarakat Korowai masih belum memahami pentingnya kesehatan, sehingga perlu adanya pendidikan bagaimana cara hidup sehat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan, Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum kepada Jubi, akhir pekan ini.
"Masyarakat sebagian besar hidup sangat sederhana dan belum paham, sehingga selain memberikan obat kita juga harus mengajarkan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan," katanya.
Melakukan pendidikan kesehatan, kata dia, seperti mendeteksi dini terhadap beberapa penyakit seperti kaki gajah, malaria, filariasis, dan lain-lain, dengan mengambil contoh darah pasien yang nantinya diajarkan kepada kader-kader kesehatan.
"Dengan adanya kunjungan kami di Kampung Sinamburuk bulan lalu, tim bertemu dengan salah satu mantan kader tim kesehatan, bagian dari program Dinkes Provinsi Papua 9 tahun lalu yang aktif melayani pasien di sana," katanya.
Ia menambahkan, program 14 titik terpencil yang pernah dibuat Dinkes Provinsi Papua pada 2007-2013 akan dihidupkan kembali, agar dengan program tersebut pelatihan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat asli Korowai dari setiap pos, bisa dilakukan.
Sementara itu penginjil, Jimmy Weyato, berharap apa yang menjadi rekomendasi tim kesehatan Dinkes Provinsi Papua, bersama Kementerian Kesehatan, benar-benar terwujud.
"Tahun ini baru pemerintah sudah buka mata tentang kesehatan di Korowai, dan Tuhan pake Puti Hatil untuk mengetuk hati orang dan pemerintah. Semoga kunjungan seperti ini terus berlanjut ke depan dan itu harapan kami," kata Jimmy. (*)
Sumbert : Tabloid Jubi