Sunday, 26 November 2017

Kebun gizi, hasil kerja bareng guru dan siswa SD Inpres Komba


Kebun gizi hasil kerja bareng siswa dan guru SD Inpres Komba Sentani, kabupaten Jayapura - Jubi/Yance Wenda 

Sentani – Berbekal pelatihan membuat pupuk alami dari bahan organik dari lingkungan sekitar, kini, Sekolah Dasar (SD) Inpres Komba di distrik Sentani kabupaten Jayapura telah memiliki kebun gizi yang merupakan kerja bareng antara murid dan guru di sekolah tersebut.  
“Baru–baru petugas dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian kabupaten Jayapura datang ajar kami bikin pupuk. Dari Badan Ketahanan Pangan kirim dua staf dan dari Dinas Pertanian kabupaten Jayapura kirim dua fasilitator. Yang mengikuti pembekalan itu ada tujuh sekolah,” kata Kepala SD Inpres Komba, Agustina Sokoy, kepada Jubi, di ruang kerjanya, Rabu (1/11/2017).
Pada pelatihan tersebut diajarkan cara pengelolaan daun dan kotoran ternak menjadi bahan yang berguna seperti pupuk alami untuk tanaman di lingkungan sekolah atau tempat tinggal.
Agustina mengatakan bahan-bahan yang digunakan untuk menjadikan pupuk alami ini dari daun gamal, dana, kotoran ternak, dan nutri E4, lalu diolah menjadi pupuk.
“Kami sudah bikin dan pake satu kali. Rencana kami akan buat lagi dan pake untuk pupuk kebun gizi di sekolah ini, karena kami sudah tahu proses pembuatannya,” ucapnya.
Agustina menjelaskan selama ini hanya mengunakan pupuk biasa dari air bekas kolam, ampas sagu, dan enceng gondok yang dipotong dan dicampurkan untuk digunakan di tanaman buah terong, kol, sayur, dan sawi.
“Sebelumnya itu kita pake ampas sagu itu bagus juga dengan pake pupuk kompos yang kita buat ini suburnya sama saja bagus, tidak ada efek samping karena vitamin E4 ini vitamin tambahan saja,” ucap Sokoy.
Di tempat terpisah, orang tua siswa yang sedang menunggu anaknya, mengatakan di sekolah ini banyak sekali yang anak-anak dapatkan yang tidak didapatkan di rumah.
“Saya senang anak-anak semakin banyak ilmu dan jadi lebih mandiri. Salah satunya anak-anak diajar rawat tanamam di kebun gizi yang ada di sekolah. Saya ingin ke depan mereka kalau bertani bisa melakukannya sendiri,” ucap perempuan yang menyebut dirinya Mama Margaretha. (*)
Sumbert : Tabloid Jubi