Saturday, 25 November 2017

KB tidak membatasi kelahiran orang Papua


Ida Aisyah saat membawakan materi dalam sosialisasi KB di kelurahan Adipura, Kota Jayapura - Jubi/Benny Mawel

Jayapura – Pandangan sebagian orang bahwa program Keluarga Berencana (KB) adalah membatasi orang Papua beranak cucu adalah tidak benar. KB tidak membatasi atau melarang namun mengatur jarak kelahiran demi kesehatan ibu dan anak yang dilahirkan.
Hal tersebut disampaikan Kepala bidang Keluarga Berencana, Pengendalian Lapangan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) kota Jayapura, Ida Aisyah Bustama, saat sosialisasi program KB dari BKKBN Pusat, dengan pelaksana kegiatan PT. Star Yudatama bersama mitra anggota DPRI RI Dapil Papua, di kelurahan Adipura, distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Selasa (31/10/2017).
Kata dia, KB hanyalah alat yang ditawarkan kepada siapapun untuk mengatur jarak kelahiran anak demi kesehatan ibu dan anak. Ibu yang sehat bisa menjamin hak anak mendapatkan ASI (air susu ibu) dengan kondisi sehat.
Program KB tidak serta merta memaksa orang mengikutinya. Program ini dengan sosialisasinya hanya memberikan pemahaman kepada siapapun.
“Ikut sosialisasi bukan berarti kita tidak paksakan ikut KB. Kita hanya memberikan pemahaman. Yang memutuskan mengikuti KB atau tidak itu ibu-ibu,” ungkapnya dalam penjelasan materinya.
“Kalau mau ikuti program KB, ibu-ibu harus membicarakannya dengan pasangan. Kas tau suami supaya tidak ada masalah,” katanya.
Ketua panitia pelaksana sosialisasi, Amna Abdullah, mengatakan kegiatan ini dalam rangka mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengatur kehidupan keluarga yang berkualitas.
Edukasi ini menjadi perhatian pihaknya lantaran pengetahuan sangat berpengaruh besar pada kehidupan keluarga. Keluarga menjadi yang berkualitas atau tidak itu tergantung pada pengetahuan keluarga itu.
Ketua RT O2 RW 11, kelurahan Adipura, Timotius Mabel, mengatakan sosialisasi memberikan pemahaman supaya warga menentukan sikapnya mengikuti KB atau tidak.
“Kalau baik, bisa mengikutinya. Kalau tidak, ya tidak ikut,” jelasnya disela-sela acara.
Kata dia, dirinya juga tidak bisa memaksakan warga RT yang mengikuti sosialisasi untuk gunakan KB. Gunakan KB atau tidak tergantung setiap pasangan suami isteri.
“Saya sepakat yang menentukan ikut KB atau tidak itu ibu-ibu dan suaminya,” katanya. (*)
Sumber : Tabloid  Jubi