Penari Wanyambe membawakan tarian Wanyambe dalam acara sosialisasi KB di Kota Jayapura - Jubi/Mawel
Jayapura –
Remaja putri yang sudah melakukan aktivitas seksual sejak dini berpotensi besar
terkena kanker mulut rahim (serviks). Ketika masih remaja, kanker itu belum
menunjukkan gejalanya. Seiring berjalannya waktu, virus pembunuh para wanita
itu akan muncul.
“Seks
dini aktif, kemungkinan besar akan kena kanker serviks,” kata Agust Fauzi,
Kepala sub bidang BKKBN Provinsi Papua, kepada Jubi, di sela-sela sosialisasi
program Keluaraga Berencana (KB) yang dilakukan BKKBN Pusat, dengan pelaksana
kegiatan PT. Star Yudatama bersama mitra anggota DPRI RI Dapil Papua, di
kelurahan Asano, distrik Abepura, Kota Jayapura, Selasa (31/10/2017).
Kata
dia, selain seks usia dini, kurang menjaga kebersihan, kegemukan, hingga
penggunaan bahan-bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh, bisa menimbulkan kanker
serviks, juga kanker payudara.
“Dalam
tubuh manusia ini sudah ada sel kanker, tinggal faktor pemicunya saja.
Pemicunya ya itu tadi, perilaku kita, makanan yang mengandung kimia,” ungkap
Agus Fauzi.
Tiga
bulan lalu, kepada media ini, staf Bidang Pengendalian Penyakit, Dinas
Kesehatan Papua, dr. Yulien, mengatakan pada 2016 sudah terdeteksi 11 pasien
leri pra kanker serviks di kota Jayapura.
“Leri
adalah perubahan warna pada daerah serviks setelah dioles asam asenat atau campuran
asam cuka. Leri merupakan pra kanker serviks,” katanya kepada Jubi.
Ia
menjelaskan pra kanker serviks baru gejala atau menjurus ke arah kanker
serviks. Pada tahapan ini bisa diobati segera. Namun itu kembali kepada
pasiennya, apakah rutin melakukan pengobatan dan perawatan atau tidak.
Maria
Marey, warga kelurahan Asano yang mengikuti sosialisi itu mengatakan
kegiatan ini menambah pengetahuannya tentang kanker serviks.
“Kalau
kita tahu, ikut sosialisasi begini kan bisa mengatur atau waspada. Karena ini
penting bagi kesehatan kita,”ungkapnya. (*)
Sumber
: Tabloid Jubi