Friday 20 October 2017

Puskesmas sosialisasi bahaya HIV kepada siswa SMA


Seorang siswa SMA diambil sample darah, saat sosialisas iHIV AIDS , Puskesmas Kampung Harapan Sentani. Jubi-Yan Wenda

Sentani - Puskesmas Kampung Harapan Sentani, menggelar sosialisasi bahaya HIV kepada siswa sekolah mengah atas (SMA). Upaya itu untuk mencegah penularan virus Human Immunodeficiency Virus dan  Acquired Immune Deficiency Syndrome  (HIV/AIDS)  di kalangan kaum muda.
“Kegiatan yang kami lakukan penyuluhan tentang bahaya HIV dan bagaimana penularan virus tersebut, selain itu kami juga tes darah,” kata staf Penangung jawab Voluntary Conseling and Testing (VCT), Dr. Diana Valentina, Jumat (1/9/2017).
Diana menyebutkan, penyuluhan tentang bahaya HIV  sengaja menyasar siswa  sekolah menengah atas agar mereka paham soal bahaya virus HIV.  Sosialisasi  dihadiri sekitar 50 siswa siswi, namun  yang bersedia dites darahnya hanya 13 siswa, seorang guru, dua  orang pegawai sekolah termasuk satu wartawan.
“Penyuluhan yang dilakukan tingkat SMA itu di dua sekolah yang ada di Sentani Timur, selain itu sekolah lain juga bakal dilakukan sosialisasi. Sedangkan di tingkat kampung sesuai dengan luas wilayah,” kata Diana, menambahkan.
Voluntary Conseling and Testing (VCT) juga menggelar penyuluhan HIV di kampung dengan tingkat pelaksanaan bisa lebih dari sekali per tahun karena wilayahnya yang luas.  Diana berharap sosialiasi dan penyuluhan itu dapat merespon siswa tentang bahaya HIV ini dengan baik agar mereka tidak terinfeksi virus.
Ia juga menyatakan penyuluhan yang di sampaikan itu dapat bermanfaat bagi siswa, karena penyakit ini belum ada obatnya.
“Yang diharapkan informasi baik dan benar tetang kesehatan reproduksi, infeksi menular seksual dan HIV AIDS dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa dengan baik. Dan mereka dapat melindungi diri,” kata  Diana berharap.
Peyus Bulal, siswa kelas 1 IPS mengaku baru tahu tentang bahaya HIV AIDS. “Saya dengar dari penyuluhan HIV ini dapat menular lewat apa saja,” kata Peyus 
Peyus yang ikut menguji darah awalnya mengaku takut, namun ia beranikan diri untuk memastikan apakah terinveksi atau tidak. “Semoga tidak, dan tetap aman,” kata pemuda asal Yahukimo itu.
Sumber :Tabloid Jubi