Ketua Komisi V DPRP, Yakoba Lokbere dan Bobirius Jikwa (baju safari hitam) Ketika Sidak ke RSUD Abepura, Rabu (19/7/2017) - Jubi/ Dok. Komisi V DPRP
Jayapura -
Komisi V DPR Papua yang membidangi kesehatan mengingatkan agar manajemen RSUD
Abepura tidak "keras kepala", sebaliknya harus merespon setiap usulan
dam masukan yang telah disampaikan pihak legislatif.
Anggota
Komisi V DPR Papua, Bobirius Jikwa mengatakan, Rabu (19/7/2017), ia bersama
Ketua Komisi V, Yakoba Lokbere sidak ke RSUD Abepura untuk melihat berbagai hal
diantaranya fasilitas dan pelayanan dan memberikan masukan kepada manajemen.
"Kami
fokus tiga hal, terkait pelayanan di IGD, masalah perawatan dan cleaning
service. Kami sudah sampaikan, direktur harus hati-hati, terutama dalam
tindakan medis dan mendelegasikan tugas kepada para stafnya. Manfaatkan setiap
tupoksi terutama IGD dan pelayanan. Kalau sampai manajemen tidak merespon
masukan kami, jangan salahkan kami kalau kami tidak menyetujui anggaran untuk
RSUD Abepura tahun depan," kata Bobi kepada Jubi, Rabu (19/7/2017).
Menurut
dia, sudah menjadi tugas legislatif melakukan pengawasan, terutama dalam
pemanfaatan anggaran. Komisi V DPRP tak ingin berbagai masalah berlarut-larut
di RSUD Abepura. Padahal tahun ini RSUD Abepura mendapat anggaran sebesar Rp
400 miliar.
"Makanya kami kawal ini. Hal utama yang juga kami minta, dirut membenahi kamar mandi/toilet dan masalah air bersih. Pasien harus nyaman. Orang datang untuk sembuh bukan semakin sakit," ujarnya.
"Makanya kami kawal ini. Hal utama yang juga kami minta, dirut membenahi kamar mandi/toilet dan masalah air bersih. Pasien harus nyaman. Orang datang untuk sembuh bukan semakin sakit," ujarnya.
Katanya,
pihaknya akan kembali membahas dan melaporkan kondisi RSUD Abepura kepada
pimpinan dewan dalam rapat badan musyawarah.
Sementara
Ketua Komisi V, Yakoba Lokbere mengatakan, sidak itu untuk memastikan apakah
hal yang dibicarakan DPR Papua dengan Direktur RSUD Abepura beberapa waktu lalu
sudah ditindaklanjuti atau belum.
"Kami
menemukan masih banyak yang harus dibenahi. Misalnya di ruang anak kami temukan
ada kamar mandi bocor. Air merembes keluar, sehingga pasien dan keluarga
terganggu. Pasien dan keluarganya mengeluhkan ini. Padahal dana yang dikucurkan
untuk RSUD Abepura ini cukup besar," kata Yakoba.
Pihaknya
mempertanyakan keseriusan direktur RSUD Abepura membenahi rumah sakit itu.
Komisinya mengingatkan direktur rumah sakit segera menyelesaikan ruang anak,
ruang bersalin dan IGD.
"Kami
juga menemukan petugas di IGD patungan untuk membayar tenaga cleaning service
membersihkan ruangan itu setiap hari," ujarnya.
Lebih
lanjut Ketua komis V DPR Propinsi Papua, Yakoba Lokbere mengatakan masalah di
rumah sakit Abepura belum selesai. Masalah rumah sakit pemerintah
Provinsi Papua ini tidak berubah dari kunjungan pertamanya ke rumah sakit ini
beberapa waktu lalu.
“Ini
kunjungan kami yang kedua. kami melihat ini disini masih ada masalah,”ungkap
Lokbere.
Kata
dia, pihaknya telah menemukan ruang anak hingga ruang bersalin bemasalah. Ruang
bersalin dindingnya bocor sehingga air merembes ke ruang bersalin.
“Air
itu berasal dari atap yang bocor. Air yang merembes mengangu kosentra
pelayanan,”ungkap Lobere usai mengunjungi RSUD Abepura.
Dikatakan
ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang menjadi potret utama dari RSUD Abepura
ditemui sampah menumpuk. Bahkan kata dia ada ruangan yang tidak berfungsi dan
beberapa kotor.
Yakoba
Lokbere, sangat berharap agar Direktur RS Abepura, dr. Niko Beren
menyelesaikan masalah yang ada. Sebab kata dia masalah-masalah itu penting
karena ini demi kebutuhan rakyat Papua.
“Saya
bicara ini tidak ada kepentigan lain. Kepentingan kami dengan rakyat Papua.
Rakyat Papua harus merasakan dana otonomi khusus itu,”katanya.
Dia
berharap beberapa bulan kedepan, direktur RS Abepura segera menyelesaikan
masalah yang ada. Karena kata dia masalah yang ada sangat menentukan akreditasi
rumah sakit itu.
“Direktur
jangan bicara akreditasi, sebelum menyelesaikan masalah yang ada,”tegasnya.
Kata
dia, pihak DPRP berencana memanggil direktur untuk meminta penjelasan namun
sangat pesimis. Karena katanya dari pertemuan ke pertemuan itu tidak pernah
menyelesaikan masalah.
Sementara
itu Kepala Bidang Keperawatan RS Abepura, Conny Tan mengakui ruang IGD
tidak ada cleaning service selama dua bulan terakhir ini tetapi sudah
teratasi.
“Mei
-Juni itu tidak kerja tetapi sudah ada satu minggu kerja. Cleaning service baru
kerja sehingga kepala ruangan segan tegur,"kata Tan.
Dia
menambakan ruang-ruang yang tidak berfungsi akan diupayakan agar bisa kembali
digunakan sesuai kebutuhannya. (*)
Benny
Mawel berkontribusi dalam artikel ini.
Sumber
:Tabloid Jubi