Friday 20 October 2017

Komisi V DPR Papua ancam pending anggaran RS Abepura


Ketua Komisi V DPRP, Yakoba Lokbere dan Bobirius Jikwa (baju safari hitam) Ketika Sidak ke RSUD Abepura, Rabu (19/7/2017) - Jubi/ Dok. Komisi V DPRP

Jayapura - Komisi V DPR Papua yang membidangi kesehatan mengingatkan agar manajemen RSUD Abepura tidak "keras kepala", sebaliknya harus merespon setiap usulan dam masukan yang telah disampaikan pihak legislatif.
Anggota Komisi V DPR Papua, Bobirius Jikwa mengatakan, Rabu (19/7/2017), ia bersama Ketua Komisi V, Yakoba Lokbere sidak ke RSUD Abepura untuk melihat berbagai hal diantaranya fasilitas dan pelayanan dan memberikan masukan kepada manajemen.
"Kami fokus tiga hal, terkait pelayanan di IGD, masalah perawatan dan cleaning service. Kami sudah sampaikan, direktur harus hati-hati, terutama dalam tindakan medis dan mendelegasikan tugas kepada para stafnya. Manfaatkan setiap tupoksi terutama IGD dan pelayanan. Kalau sampai manajemen tidak merespon masukan kami, jangan salahkan kami kalau kami tidak menyetujui anggaran untuk RSUD Abepura tahun depan," kata Bobi kepada Jubi, Rabu (19/7/2017).
Menurut dia, sudah menjadi tugas legislatif melakukan pengawasan, terutama dalam pemanfaatan anggaran. Komisi V DPRP tak ingin berbagai masalah berlarut-larut di RSUD Abepura. Padahal tahun ini RSUD Abepura mendapat anggaran sebesar Rp 400 miliar.

"Makanya kami kawal ini. Hal utama yang juga kami minta, dirut membenahi kamar mandi/toilet dan masalah air bersih. Pasien harus nyaman. Orang datang untuk sembuh bukan semakin sakit," ujarnya.
Katanya, pihaknya akan kembali membahas dan melaporkan kondisi RSUD Abepura kepada pimpinan dewan dalam rapat badan musyawarah.
Sementara Ketua Komisi V, Yakoba Lokbere mengatakan, sidak itu untuk memastikan apakah hal yang dibicarakan DPR Papua dengan Direktur RSUD Abepura beberapa waktu lalu sudah ditindaklanjuti atau belum.
"Kami menemukan masih banyak yang harus dibenahi. Misalnya di ruang anak kami temukan ada kamar mandi bocor. Air merembes keluar, sehingga pasien dan keluarga terganggu. Pasien dan keluarganya mengeluhkan ini. Padahal dana yang dikucurkan untuk RSUD Abepura ini cukup besar," kata Yakoba.
Pihaknya mempertanyakan keseriusan direktur RSUD Abepura membenahi rumah sakit itu. Komisinya mengingatkan direktur rumah sakit segera menyelesaikan ruang anak, ruang bersalin dan IGD.
"Kami juga menemukan petugas di IGD patungan untuk membayar tenaga cleaning service membersihkan ruangan itu setiap hari," ujarnya.
Lebih lanjut Ketua komis V DPR Propinsi Papua, Yakoba Lokbere mengatakan masalah di rumah sakit Abepura belum selesai.  Masalah rumah sakit pemerintah Provinsi Papua ini tidak berubah dari kunjungan pertamanya ke rumah sakit ini beberapa waktu lalu.
“Ini kunjungan kami yang kedua. kami melihat ini disini masih ada masalah,”ungkap Lokbere.
 Kata dia, pihaknya telah menemukan ruang anak hingga ruang bersalin bemasalah. Ruang bersalin dindingnya bocor sehingga air merembes ke ruang bersalin.
“Air itu berasal dari atap yang bocor. Air yang merembes mengangu kosentra pelayanan,”ungkap Lobere usai mengunjungi RSUD Abepura.
Dikatakan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang menjadi potret utama dari RSUD Abepura ditemui sampah menumpuk. Bahkan kata dia ada ruangan yang tidak berfungsi dan beberapa kotor.
Yakoba Lokbere, sangat  berharap agar Direktur RS Abepura, dr. Niko Beren menyelesaikan masalah yang ada. Sebab kata dia masalah-masalah itu penting karena ini demi kebutuhan rakyat Papua.
“Saya bicara ini tidak ada kepentigan lain. Kepentingan kami dengan rakyat Papua. Rakyat Papua harus merasakan dana otonomi khusus itu,”katanya.
Dia berharap beberapa bulan kedepan, direktur RS Abepura segera menyelesaikan masalah yang ada. Karena kata dia masalah yang ada sangat menentukan akreditasi rumah sakit itu.
“Direktur jangan bicara akreditasi, sebelum menyelesaikan masalah yang ada,”tegasnya.
Kata dia, pihak DPRP berencana memanggil direktur untuk meminta penjelasan namun sangat pesimis. Karena katanya dari pertemuan ke pertemuan itu tidak pernah menyelesaikan masalah.   
Sementara itu Kepala Bidang Keperawatan RS Abepura, Conny Tan mengakui  ruang IGD tidak ada cleaning service selama dua bulan terakhir ini tetapi sudah teratasi. 
“Mei -Juni itu tidak kerja tetapi sudah ada satu minggu kerja. Cleaning service baru kerja sehingga kepala ruangan segan tegur,"kata Tan.
 Dia menambakan ruang-ruang yang tidak berfungsi akan diupayakan agar bisa kembali digunakan sesuai kebutuhannya. (*)
Benny Mawel berkontribusi dalam artikel ini.
Sumber :Tabloid Jubi