DPRD Merauke sedang hearing bersama Dinkes dan RSUD Merauke – Foto: Frans L Kobun.
Merauke - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke
kembali menyoroti keberadan tenaga medis baik perawat kampung atau bidan, yang
tak menempati puskesmas pembantu (pustu) di kampung. Padahal, bangunan sangat
bagus dilengkapi fasilitas lengkap. Anggota DPRD Kabupaten Merauke, Syarifuddin
kepada Jubi Rabu (5/7/2017) mengungkapkan, dari reses yang dilakukan di
beberapa kampung di Distrik Tabonji, masyarakat mengeluhkan keberadaan tenaga
medis yang tak pernah ada di tempat. “Kalaupun mereka datang, hanya satu atau
dua hari. Setelah itu, pergi dalam waktu lama. Akibatnya, masyarakat yang
sakit, kesulitan mendapatkan pertolongan,” katanya. Untuk itu, ia meminta Dinas
Kesehatan Kabupaten Merauke harus memberikan teguran keras kepada bidan maupun
perawat yang jarang di tempat tugas. Kalau dibiarkan dan tak ada sanksi,
otomatis bersangkutan malas tahu. “Saya kira ini hal serius yang harus segera
disikapi dinkes, agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat, bisa berjalan
normal kembali,” pintanya. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Adolf
Bolang mengakui ada sebagian pustu belum ditempati bidan maupun perawat. Hal
itu karena keterbatasan tenaga. Minimal satu pustu dua tenaga medis. “Kami
sedang melakukan pembenahan secara perlahan-lahan dan tahun ini akan ada
penambahan tenaga medis baru yang nantinya ditempatkan di pustu-pustu,”
ujarnya.