Yane Ansanay, Doc.ist
Jayapura – Tokoh
pendidikan dan fisikawan Indonesia, Prof. Yohanes Surya yang juga pendiri Surya
University mengatakan, putra dan putri asal tanah Papua sudah semakin maju di
bidang pendidikan walaupun sebelumnya dibilang masih terbelakang.
“Kemarin seorang anak Papua datang ke Surya University. Ia memberitahu bahwa ia baru saja mendapatkan S-3 nya dari North Carolina State University (NCSU). Ia adalah Yane Ansanay Ph.D. Doktor wanita pertama Papua dalam bidang fisika,” terang Prof. Yohanes Surya kepada Jubi melalui wawancara elektronik, Minggu (31/1/2016).
Manurut Yohanes Surya, Yane Ansanay mendapat beasiswa bukan dari pemerintah Provinsi Papua tetapi sebagai research Assistant di NCSU sejak tahun 2010. “Di samping Yane, ada dua doktor dan beberapa master dari anak-anak Papua yang pernah kami didik 11-13 tahun lalu,” ujarnya.
“Waktu itu mereka merebut dua emas dan beberapa perak atau perunggu dalam OSN 2005 di Jakarta. Butuh waktu panjang untuk membangun sumber daya manusia,” jelas Surya.
Dijelaskan Yohanes Surya, program didik anak-anak Papua sempat terhenti di tahun 2005. Walau demikian, pihkanya memulai lagi tahun 2008.
Yane Ansanay mengaku, Papua punya potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang bagus.
“Saya percaya kalau kita lakukan ini secara serius, Papua akan semakin merasa bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia dan kita dapat bersama-sama membangun negeri tercinta ini,” ungkap Yane yang menyelesaikan S1-nya pada Univeristas Pelita Harapan, Jakarta.
Dikatakan, Pemda entah Provinsi Papua atau Kabupaten/Kota harus banyak bantu para putra dan putri khusus anak-anak asli dengan program pendidikan yang baik dan berkesinambungan. (Abeth You/tabloidjubi.com)
“Kemarin seorang anak Papua datang ke Surya University. Ia memberitahu bahwa ia baru saja mendapatkan S-3 nya dari North Carolina State University (NCSU). Ia adalah Yane Ansanay Ph.D. Doktor wanita pertama Papua dalam bidang fisika,” terang Prof. Yohanes Surya kepada Jubi melalui wawancara elektronik, Minggu (31/1/2016).
Manurut Yohanes Surya, Yane Ansanay mendapat beasiswa bukan dari pemerintah Provinsi Papua tetapi sebagai research Assistant di NCSU sejak tahun 2010. “Di samping Yane, ada dua doktor dan beberapa master dari anak-anak Papua yang pernah kami didik 11-13 tahun lalu,” ujarnya.
“Waktu itu mereka merebut dua emas dan beberapa perak atau perunggu dalam OSN 2005 di Jakarta. Butuh waktu panjang untuk membangun sumber daya manusia,” jelas Surya.
Dijelaskan Yohanes Surya, program didik anak-anak Papua sempat terhenti di tahun 2005. Walau demikian, pihkanya memulai lagi tahun 2008.
Yane Ansanay mengaku, Papua punya potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang bagus.
“Saya percaya kalau kita lakukan ini secara serius, Papua akan semakin merasa bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia dan kita dapat bersama-sama membangun negeri tercinta ini,” ungkap Yane yang menyelesaikan S1-nya pada Univeristas Pelita Harapan, Jakarta.
Dikatakan, Pemda entah Provinsi Papua atau Kabupaten/Kota harus banyak bantu para putra dan putri khusus anak-anak asli dengan program pendidikan yang baik dan berkesinambungan. (Abeth You/tabloidjubi.com)