Monday, 20 November 2017

Agar Tidak Terkena Kanker Prostat, Pria Sebaiknya Tidak Sering Makan ini

Tak hanya tempe, tahu juga termasuk dalam lauk yang digemari oleh banyak orang, khususnya kaum pria. Cobalah bertanya pada penjual gorengan, mereka pasti akan menjawab bahwa berbagai varian tahu layaknya tahu isi, tahu petis, tahu bakso, dan tahu jenis lainnya pasti laris manis terjual. Sayangnya, dibalik kenikmatan yang ditawarkan oleh tahu, ada efek samping yang bisa didapatkan jika dikonsumsi terlalu banyak oleh pria. Efek samping tersebut adalah meningkatnya resiko terkena kanker prostat.

doktersehat-pria-skrotum-penis-masalah-kelamin-Pembesaran-Prostat-Jinak-gatal-hematuria-scrotoplasty-kanker-prostat-infeksi-menular-seksual
Dalam sebuah penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam International Journal of Canceryang dilakukan dengan melibatkan lebih dari 27 ribu pria, disebutkan bahwa konsumsi makanan yang terbuat dari bahan kedelai ternyata akan meningkatkan perkembangan sel kanker agresif yang bisa berimbas pada meningkatnya resiko terkena kanker prostat. Bahkan, penelitian yang dilakukan selama 12 tahun ini membuktikan bahwa kandungan isoflavone yang banyak terdapat pada makanan berbahan kedelai bisa meningkatkan resiko terkena kanker prostat hingga 91 persen.
Sebenarnya, konsumsi makanan yang berasal dari kedelai layaknya tahu, susu kedelai, dan lain sebagainya ini tidak berbahaya bagi pria asalkan dilakukan dalam jangka pendek atau tidak berlebihan. Namun, jika konsumsi ini dilakukan dengan berlebihan dan terus-menerus, maka jelaslah resiko terkena kanker prostat akan meningkat.
Jianjung Zhang, MD, Ph.D, yang merupakan penulis penelitian ini menyebutkan bahwa konsumsi isoflavon dengan berlebih akan memicu pembentukan hormon estrogen pada pria yang terkait dengan perkembangan kanker prostat. Lantas, apakah hal ini berarti pria sebaiknya menghentikan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang terbuat dari bahan kedelai yang terkenal enak ini? Beruntung, menurut Zhang, asalkan kita tidak mengkonsumsinya dengan berlebihan, resiko terkena penyakit ini ternyata juga tidak akan meningkat dengan signifikan.

Sumber : http://doktersehat.com