Ilustrasi sel kanker (foto: medicalnewstoday)
Salah seorang Konsultan Kanker, dr Putu Agus
Suwarta menjelaskan angka penderita penyakit kanker di Jayapura cukup tinggi
bahkan jika dibandingkan dengan beberapa penyakit lain.
Dalam
kurun waktu enam bulan terakhir, Putu memaparkan sebanyak 50 kasus kanker
ditemukan di Jayapura dan sudah menjalani proses penanganan.
“Meski
kanker bukanlah penyakit yang menular dan hanya tergolong epidemis, penyakit
kanker terbilang ganas karena membunuh secara perlahan,” katanya ditulis Antara.
Tak
cuma di Jayapura, penyebaran kanker di seluruh Indonesia bahkan mancanegara
dilaporkan terjadi peningkatan pesat setiap tahunnya. Penyakit ini sudah
menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
“Kita
ngomong dua menit saja ini ada satu ibu sudah ada yang meninggal akibat kanker
serviks,” terangnya.
Putu
berharap Pemprov Papua khususnya Dinas Kesehatan dapat melakukan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai bahaya kanker ini. Karena, katanya angka penderita
kanker jauh lebih banyak dibanding penyakit seperti AIDS yang lebih banyak
‘diperangi’ di Papua.
“Harusnya
pemda menjadi lebih terbuka bahwa kematian kanker itu jauh lebih besar dari
TBC, AIDS dan kecelakaan Lalu Lintas,” lanjut Putu.
Dengan
adanya sosialisi kepada masyarakat, diharapkan dapat terjadi pencegahan dini
terhadap penyakit mematikan itu.
Menurutnya
berdasarkan pengalaman, akan menjadi sangat berbahaya jika salah satu anggota
keluarga di Papua ada yang terkena kanker. Jika yang terkena seorang ibu maka
akan sangat sulit baginya mengurus keluarga.
Begitu
pun sebaliknya jika seorang ayah yang terkena kanker, akan mengganggu aktifitas
untuk mencari nafkah bagi keluargannya.
“Semua
akan kacau bila ada satu anggota keluarga kena kanker,” katanya.